Pada akhir Oktober, Anduril Industries mengumumkan keberhasilan uji terbang perdana prototipe drone YFQ-44A, yang merupakan bagian dari program Collaborative Combat Aircraft (CCA) Angkatan Udara AS. Drone ini didesain sebagai ‘loyal wingman’ yang bekerja sama dengan jet tempur berawak seperti F-35, menggunakan Manned-Unmanned Teaming (MUM-T) untuk meningkatkan kemampuan tempur. Dalam uji terbangnya, YFQ-44A mampu terbang hingga ketinggian 15.200 meter dengan kecepatan Mach 0.95, menunjukkan otonomi dasar dalam melakukan lepas landas, terbang, dan mendarat secara mandiri.
Berbeda dengan prototipe lain seperti YFQ-42A dari General Atomics, desain YFQ-44A diklaim memiliki dimensi setengah dari F-16 Fighting Falcon, dengan panjang 6,1 meter, lebar bentang sayap 5,2 meter, serta ditenagai oleh mesin turbofan Williams FJ44-4M. Fokus Anduril dalam pengembangan drone ini adalah memungkinkan produksi massal yang cepat dan murah, untuk mendukung aset utama Angkatan Udara AS seperti F-22 dan F-35.
Dengan kemampuan AI dan perangkat lunak Lattice milik Anduril, YFQ-44A diharapkan dapat meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Udara AS tanpa mengorbankan risiko terhadap pilot manusia. Meski masih dalam proses uji coba, drone ini diproyeksikan akan menjadi bagian integral dari konsep ‘Affordable Mass’, yang memungkinkan Angkatan Udara AS untuk menggunakan ratusan drone ini sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan tempur mereka secara terjangkau dan efektif.


