Indonesia saat ini sedang fokus pada uji coba Kapal Selam Autonomous (KSOT), termasuk uji penembakan torpedo yang mengesankan. Tidak mau ketinggalan, Australia juga mengembangkan kapal selam tanpa awak dengan membuka fasilitas manufaktur baru di Sydney pada 31 Oktober 2025. Anduril Industries memperkenalkan Ghost Shark, atau Extra Large Autonomous Underwater Vehicle (XL-AUV), sebagai produk terbaru mereka.
Fasilitas produksi baru ini ditujukan untuk memproduksi Ghost Shark untuk Angkatan Laut Australia (RAN) dan kemungkinan untuk diekspor ke negara-negara sekutu. Dengan luas pabrik mencapai 7.400m², mereka telah memulai produksi tingkat rendah dan akan beralih ke produksi skala penuh pada tahun 2026. Keputusan ini diikuti dengan kontrak senilai A$1,7 miliar yang diberikan oleh Angkatan Laut Australia kepada Anduril Australia.
Ghost Shark yang ukurannya sebesar bus sekolah diproyeksikan dapat diluncurkan dari kapal selam dan memiliki kemampuan meluncurkan rudal serta menyelam hingga kedalaman 6.000 meter. Meskipun Ghost Shark adalah aset militer strategis, Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, enggan memberikan angka pasti terkait dengan produksi Ghost Shark. Hal ini menunjukkan Ghost Shark siap menjadi bagian dari armada bawah laut yang kuat Australia. Dengan langkah ini, Australia berupaya untuk memperoleh kemampuan bawah air otonom yang canggih, terutama setelah melihat kemajuan Indonesia dalam proyek KSOT.
