Monday, November 17, 2025
HomeMiliterMengapa Koneksi Satelit Vital di Laut Dalam?

Mengapa Koneksi Satelit Vital di Laut Dalam?

Sejak pertama kali diperkenalkan saat HUT TNI ke-80 pada 5 Oktober lalu, debut KSOT (Kapal Selam Autonomous) buatan PT PAL Indonesia terus menjadi perbincangan hangat. Sejumlah foto yang menunjukkan tahap uji coba pelayaran KSOT-001 pun mulai beredar, menggambarkan kerjasama antara PT PAL dan Diehl Defence yang diperkuat pada exhibisi Indo Defence 2022. KSOT diketahui hadir dalam tiga varian, yaitu Surveillance, Torpedo-Armed Variant, dan One-Way Attack (OWA) / Kamikaze, yang menarik perhatian banyak pihak, terutama terkait dengan sistem kendali dan komunikasi yang digunakan. Hal ini mengaitkan KSOT dengan kategori Kapal Selam Tanpa Awak (Unmanned Underwater Vehicle/UUV). Beberapa pertanyaan muncul terkait apakah sistem kendali KSOT memiliki persamaan dengan UUV milik Angkatan Laut Inggris (Royal Navy) yang mampu dikendalikan dari jarak jauh sejauh 16.093 km dari Australia.

Informasi yang tersedia sejauh ini menunjukkan bahwa sistem kendali KSOT didukung oleh kecerdasan buatan (AI) dengan tingkat otonomi yang tinggi. Ini berarti setelah menerima misi awal, KSOT dapat mandiri membuat keputusan terkait navigasi, menghindari rintangan, dan menjalankan fungsi tempur tanpa perlu intervensi langsung dari operator manusia secara real-time. KSOT juga dilengkapi dengan sistem navigasi modern untuk menjalankan misi hingga 72 jam tanpa perlu campur tangan, menunjukkan kehandalan sistem kendali otonom yang dimilikinya.

Pengendalian KSOT dilakukan melalui Pusat Komando Bergerak (Mobile Command Center) yang berperan sebagai hub komunikasi dan pemantauan dari jarak jauh. Kapal selam ini dapat berkomunikasi dengan Autonomous Submarine Command Center (ASCC) dan markas besar melalui frekuensi radio langsung atau satelit. Dalam situasi darurat, UUV hanya akan berkomunikasi jika misi telah selesai atau ada kondisi yang membutuhkan intervensi manusia.

Meski demikian, penggunaan teknologi satelit dalam komunikasi KSOT harus memperhatikan aspek integrasi dan keamanan siber yang sangat ketat. Memiliki tiang lipat besar pada bagian atasnya, KSOT dapat mengangkat sensor dan antena komunikasi, termasuk antena satelit, untuk berkomunikasi dengan sistem satelit ketika berada di permukaan air. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi satelit seperti Starlink yang menggunakan orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) menawarkan kecepatan dan latensi rendah yang ideal untuk transfer data yang cepat saat kapal selam muncul ke permukaan.

Secara keseluruhan, KSOT menjadi perbincangan menarik terkait dengan teknologi otonom dan kecerdasan buatan yang digunakannya. Meskipun masih memerlukan monitoring dan instruksi manusia, KSOT menunjukkan potensi besar dalam mendukung operasi di lautan dengan efisien dan andal.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER