Angkatan Darat AS tengah meluncurkan inisiatif modernisasi terbesar dalam beberapa dekade terakhir dengan pengembangan tank tempur utama M1E3 Abrams. Keputusan untuk menghentikan peningkatan bertahap model M1A2 SEPv4 yang ada menunjukkan pengakuan akan kompleksitas medan perang modern yang dipenuhi oleh ancaman drone dan rudal canggih. Salah satu masalah utama yang ditanggulangi oleh M1E3 adalah bobotnya yang berlebihan, yang memengaruhi rantai logistik, konsumsi bahan bakar, dan kemampuan taktis. Dengan target bobot di bawah 60 metrik ton, M1E3 dirancang untuk meningkatkan kecepatan, manuver, dan kemampuan penyeberangan jembatan. Pengurangan bobot dicapai melalui adopsi sistem propulsi hibrida-listrik yang efisien secara bahan bakar. Selain itu, integrasi pemuat otomatis untuk meriam utama diharapkan dapat mengurangi bobot dan volume interior turet, serta mengurangi kebutuhan akan lapisan baja tebal. Penggunaan Modular Open Systems Architecture (MOSA) akan memungkinkan peningkatan teknologi di masa depan untuk diintegrasikan dengan cepat dan biaya yang lebih rendah. Prioritas khusus M1E3 adalah pertahanan holistik melawan serangan atas dan amunisi berkeliaran, dengan Active Protection System yang terintegrasi. Dengan kemampuan komando dan kontrol canggih, aplikasi kecerdasan buatan, dan integrasi dengan kendaraan tempur robotik dan drone, M1E3 diharapkan mampu menjelajahi medan perang modern dengan efektif. Dengan harapan untuk melihat prototipe awal sebelum akhir tahun 2025 dan pengujian yang dijadwalkan pada 2026, M1E3 Abrams diproyeksikan tetap sebagai tank tempur utama yang mematikan dan terlindungi hingga tahun 2040-an.


