Pasukan kavaleri Korea Selatan menghadapi ancaman besar karena awak tank mereka bisa terancam ‘mati kepanasan’ di dalam turret saat beroperasi di musim panas. Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan menolak untuk mendanai peningkatan sistem pendingin MBT K1 meskipun suhu internal tank dapat mencapai 50°C dalam satu jam tanpa AC, yang mengancam keselamatan prajurit dan kesiapan tempur. Meskipun rencana peningkatan kinerja telah dikembangkan, dengan pemasangan AC dan sistem pendukung kehidupan lainnya, namun pendanaan untuk hal ini ditolak dengan alasan prioritas investasi pada kemampuan pertahanan canggih.
Keputusan ini mengundang kritik dari Anggota DPR Yoo Yong-won, yang menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang aman di dalam tank untuk menjaga kesiapan tempur prajurit. Dari laporan yang disampaikan, sekitar 44% MBT K1 saat ini tidak dapat menargetkan ancaman di luar jarak dua kilometer karena degradasi pada sistem penglihatan penembak. Hal ini juga menyoroti kebutuhan mendesak untuk peningkatan sistem pendingin pada armada tank Korea Selatan yang menua.
Defense Acquisition Program Administration (DAPA) telah mendukung peningkatan tersebut, mengingat masalah kesehatan dan kelayakan tempur armada K1. Namun, dengan penundaan pendanaan yang berkelanjutan, kesiapan pasukan lapis baja Korea Selatan dapat terpengaruh, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem. Belum ada kepastian mengenai jadwal kapan atau apakah program peningkatan sistem pendingin akan ditinjau kembali. K1, sebagai MBT generasi ketiga Angkatan Darat Korea Selatan, memegang peran penting dalam pertahanan nasional, namun tantangan terkait kebutuhan akan peningkatan teknologi untuk menjaga kesiapan operasionalnya tetap relevan.


