Dua pahlawan pesawat generasi kelima, Sukhoi Su-57 dari Rusia dan Lockheed Martin F-22 Raptor dari Amerika Serikat, masing-masing menandakan kemajuan teknologi penerbangan militer di negara mereka. Kedua jet tempur ini ditujukan untuk mencapai dominasi udara, namun perbedaan desain dan fokus misi menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Perbedaan utama terletak pada peran inti yang diberikan oleh kedua pesawat. F-22 Raptor dirancang khusus sebagai pesawat superioritas udara, dengan penekanan pada kemampuan siluman dan kecepatan jelajah supersonik. Sedangkan Su-57 dikembangkan sebagai pesawat multiperan, mampu menjalankan misi superioritas udara, serangan darat, dan pengintaian.
Sehubungan dengan tingkat siluman, F-22 diakui memiliki tingkat siluman yang lebih unggul dibandingkan Su-57, terutama dalam hal penampang radar yang kecil. Meskipun Su-57 juga diklasifikasikan sebagai pesawat generasi kelima dengan fitur siluman, desainnya masih menunjukkan beberapa kompromi yang menghasilkan penampang radar yang lebih besar.
Ketika membahas manuverabilitas, Su-57 menonjol dengan sistem vektor dorong tiga dimensi yang mendukung manuver ekstrem, sementara F-22 memiliki nosel vektor dorong dua dimensi yang lebih terbatas. Di sisi lain, Su-57 memiliki jarak tempuh yang lebih besar daripada F-22, memungkinkan untuk patroli udara yang lebih lama.
Terakhir, dalam hal persenjataan dan kapasitas muatan, Su-57 memiliki ruang senjata internal dan eksternal, memberikan kemampuan muatan yang lebih tinggi daripada F-22. Dengan konfigurasi yang berbeda ini, kedua pesawat tersebut menunjukkan keunggulan masing-masing dalam mendukung misi militer yang beragam.
