Pada bulan Mei 2024, kabar penundaan pengiriman jet tempur Gripen ke Ukraina menjadi perbincangan hangat. Namun, belakangan ini, perhatian kembali tertuju pada berita tersebut setelah adanya perkembangan baru dan sinyal yang bertentangan dari Ukraina dan Swedia. Letnan Jenderal Ivan Havryliuk dari Ukraina dalam wawancara dengan BBC pada tanggal 30 September 2025 mengungkapkan bahwa Gripen termasuk dalam daftar jet tempur Barat yang diharapkan oleh Kyiv, bersama F-16 dan Mirage 2000. Namun, Kementerian Pertahanan Swedia membantah pernyataan Havryliuk dan menyatakan bahwa belum ada kesepakatan akhir mengenai pengiriman Gripen ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Swedia, Pal Jonson, menyatakan setelah pertemuan NATO di Brussel sekitar 15 Oktober 2025, bahwa fokus saat ini adalah pada pengiriman pesawat pengintai dan peringatan dini untuk mendukung F-16 terlebih dahulu. Ada beberapa alasan terkait penundaan pengiriman Gripen ke Ukraina, di antaranya adalah desakan dari dalam negeri Swedia dan prioritas koalisi penerbangan. Swedia memiliki armada Gripen yang relatif kecil dan menganggap pesawat ini sangat vital untuk menjaga kedaulatan udara mereka.
Koalisi negara-negara Barat meminta Swedia menunda pengiriman Gripen agar Ukraina dapat fokus pada program implementasi jet tempur F-16 dan Mirage 2000. Meskipun belum ada keputusan resmi dari Swedia mengenai pengiriman Gripen ke Ukraina, terdapat kabar mengenai jumlah pesawat yang dicari. Ukraina dilaporkan mencari satu skuadron penuh Gripen, yang biasanya terdiri dari 16 hingga 18 pesawat.
Ukraina sangat menginginkan Gripen, terutama model C/D, karena dianggap sangat cocok untuk kondisi mereka. Berbagai pihak terus menekan agar pengiriman jet tempur ini dapat dilanjutkan. Meskipun demikian, Swedia belum memberikan kepastian mengenai waktu atau jumlah pesawat yang akan dikirim ke Ukraina.


