Monday, November 17, 2025
HomeMiliterChengdu J-10 vs Rafale: Sikap Perancis di Indonesia

Chengdu J-10 vs Rafale: Sikap Perancis di Indonesia

Keputusan Indonesia untuk mengakuisisi jet tempur buatan Cina, Chengdu J-10C, meski strategis dari sudut pandang pertahanan, memicu kontroversi dari perspektif geopolitik. Hal ini disebabkan oleh kombinasi teknologi Barat dan Cina yang menjadi perhatian, serta pesan bahwa Indonesia memperlihatkan kemandiriannya dalam menjaga keseimbangan kekuatan, tanpa terikat sepenuhnya pada aliansi Barat.

Jika akuisisi Chengdu J-10 benar-benar terjadi, Paris dan produsen jet tempur Rafale, Dassault Aviation, kemungkinan tidak akan senang dengan keputusan tersebut. Keduanya, Rafale dan J-10C, dianggap sebagai jet tempur generasi 4.5. Membeli keduanya menunjukkan bahwa Indonesia melihat J-10 sebagai alternatif yang setara dengan Rafale, meskipun Rafale dianggap lebih unggul dari Barat. Perancis juga sensitif terhadap kemungkinan informasi sensitif mereka terpapar oleh negara rival, seperti Cina, jika kedua pesawat dioperasikan secara bersamaan.

Keputusan Indonesia untuk membeli J-10 juga dapat mengurangi pesanan lanjutan untuk Rafale atau senjata Prancis lainnya, mengingat Indonesia adalah pelanggan senjata utama Perancis di Asia Tenggara. Perancis akan memastikan bahwa keunggulan teknologi militernya terlindungi dengan cara membatasi penjualan senjata paling sensitif, seperti rudal udara-ke-udara jarak jauh MBDA Meteor dan rudal jelajah jarak jauh MBDA SCALP, kepada pihak yang berpotensi menjadi rival.

Dalam transaksi senjata, negosiasi khusus dapat terjadi. Indonesia mungkin perlu memberikan jaminan kepada Perancis bahwa kedua sistem, Rafale dan J-10, akan beroperasi secara terpisah dan aman. Ini penting untuk meredakan kekhawatiran Paris terhadap keamanan teknologi mereka. Dengan demikian, Indonesia harus menunjukkan komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam mengoperasikan kedua jet tempur tersebut.

Source link

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER