Olahraga padel menjadi tren di kalangan pecinta olahraga raket, menawarkan permainan santai dan sosial yang mudah dipelajari. Dalam padel, pemain bermain di lapangan kecil dengan dinding kaca dan kawat sekitarnya, mengingatkan pada konsep squash. Berbeda dengan tenis, padel lebih menekankan strategi dan refleks daripada pukulan keras. Raket padel lebih kecil dan bola padel memiliki tekanan lebih rendah, menghasilkan pantulan yang lebih lambat.
Padel, yang lahir di Meksiko pada akhir 1960-an, merupakan olahraga yang tengah naik daun di seluruh dunia. Di Eropa dan Amerika Latin, lapangan-lapangan tenis bahkan mulai beralih menjadi lapangan padel karena semakin diminati. Di Indonesia, popularitas padel juga mulai merambah dengan hadirnya beberapa lapangan padel di kota-kota besar.
Perbedaan mendasar antara padel dan tenis terletak pada lapangan, raket, bola, servis, dan gaya bermain. Padel memiliki lapangan dengan dinding, raket yang lebih kecil, dan bola dengan pantulan lebih lambat. Permainan padel cenderung menghasilkan reli panjang dan membutuhkan koordinasi tim yang baik. Namun, padel relatif lebih mudah dipelajari dan cocok untuk pemula.
Kesimpulannya, padel menjadi alternatif menarik bagi pecinta olahraga raket yang ingin bersosialisasi dan bermain dalam suasana santai namun tetap kompetitif. Fenomena global ini juga mulai terasa di Indonesia, dengan makin banyaknya lapangan tenis yang beralih menjadi lapangan padel. Jadi, bagi yang ingin mencoba olahraga baru yang menantang namun menyenangkan, padel bisa menjadi pilihan yang menarik.
