Produk alutsista dari Turki cukup diminati oleh Indonesia, dan perkembangan terbaru yang menarik adalah kawanan drone (swarm drone) yang baru diperlihatkan kemampuannya oleh STM (Savunma Teknolojileri Mühendislik ve Ticaret A.Ş.). Swarm drone yang dimaksud adalah Kargu-2, yang baru-baru ini terlibat dalam latihan tembak langsung yang dikenal sebagai Ateş Serbest. Dalam latihan itu, kemampuan Kargu sebagai swarm drone diuji dalam skenario tempur nyata, termasuk peluncuran beberapa unit Kargu secara serentak, navigasi otonom, pengenalan Target Lanjut menggunakan algoritma machine learning, dan serangan Terkoordinasi. Uji coba ini memvalidasi transisi Kargu dari loitering munition individu menjadi sistem persenjataan cerdas yang mampu melakukan serangan kawanan.
Kargu (terutama versi Kargu-2 dan pengembangan swarm-nya) sangat bergantung pada kecerdasan buatan. Kargu pertama kali beroperasi pada 2018 sebagai drone serang putar-sayap, sementara Kargu Swarm di tahun 2025 memungkinkan puluhan drone berkomunikasi satu sama lain, terbang dalam formasi, dan membagi tugas serangan pada target yang berbeda. Platform drone itu sendiri tidak baru, tetapi kemampuan Swarm Intelligence yang canggih yang menjadi sorotan.
Kargu-2 merupakan drone jenis rotary wing loitering munition yang dapat dioperasikan oleh satu personel. Sistem navigasinya otonom penuh dan mampu beroperasi di lingkungan GNSS-Denied menggunakan navigasi berbasis sensor visual. Dengan berat lepas landas 7,7 kg dan hulu ledak 1,3 kg, Kargu-2 memiliki kemampuan penargetan menggunakan algoritma machine learning dan bisa mengendalikan hingga 20-30 unit swarm dari satu Ground Control Station tunggal. Dengan ukuran yang relatif kecil, kecepatan yang layak, daya ledak fleksibel, dan kemampuan swarm yang canggih, Kargu menjadi senjata taktis yang efektif di medan perang modern.
